sepi. sunyi senyap. bahkan jangkrik pun enggan
bersuara. aku tergolek di atas pembaringan, menatap langit-langit rumah yang
mulai dipadati jejaring laba-laba. temaram lampu tidur keemasan
menyinari sudut kamar.
kulirik jam weker di meja, sudah pukul 11
malam. cukup larut rupanya. kubalikkan tubuhku miring ke kiri dan membenarkan
letak bantal. berkali-kali aku berusaha memejamkan mata, berupaya mengalihkan
dunia nyata ke alam mimpi. namun terasa sulit sekali.
mungkin karena bongkahan perasaan yang memenuhi
pikiran. menciptakan kekalutan dan kegelisahan yang mendera. mengingatkanku
kembali akan peristiwa di senja hari tadi. entahlah. tiba-tiba dadaku terasa
sesak, hingga aku pun terisak.
sakitnya masih terasa jelas, menusuk bilik
hati yang terdalam. semakin nyata memori itu mencuat dalam ruang benakku.
membuat makin deras air mata ini mengalir, berderai menganak sungai.
0 komentar:
Post a Comment